A) LEMBAGA
Badan informasi Geospasial (disingkat BIG), adalah lembaga pemerintah nonkementrian Indonesia yang bertugas melaksananakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial, salah satu contoh penelitian BIG yaitu sumber daya alam pulau – pulau kecil terluar Aceh dan Maluku (Pulau Rusa dan Pulau larat)
Sumber daya alam pulau-pulau terkecil merupakan salah satu elemen di dalam ekosistem pulau-pulau kecil. Oleh karena itu, penilaian ekologis maupun ekonomis terhadap pulau kecil tidak akan terlepas dari penilaian ekosistem dimana sumber daya alam tersebut berada.
Pulau kecil merupakan salah satu sumber daya pesisir dan laut yang mempunyai berbagai fungsi ekologi dan ekonomi. Fungsi-fungsi tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar sebagai sumber kehidupan mereka. Keberadaan sumber daya alam pulau kecil ini perlu dijaga agar tetap memberikan manfaat ekonomi dan ekologis serta dalam pembangunan masyarakat.
Oleh karena itu penting dilakukan pemetaan potensi sumber daya alam pulau kecil terluar dengan lokasi Pulau Rusa, Pulau Raya, Pulau Benggala, dan Pulau Rondo di Aceh serta Pulau Larat, Pulau Astubun, Pulau Selaru, dan Pulau Batarkusu di Maluku. Dan kami mengambil sempel Pulau Rusa di Aceh serta Pulau Larat di Maluku.
B) LOKASI PENELITIAN
1) PULAU RUSA
Secara geografis Pulau ini terletak pada koordinat 9°12’ 27” LU – 95º12’32” BT dan 5º16’22,53” – 5º 16’ 54,83” LU. Pulau Rusa mempunyai luas 0, 296 km² dan titik dasar pada TD.175 dan TR.175 yang terletak di samudra Hindia secara administratif, pulau ini terletak di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh yang berbatasan dengan negara India.
2) PULAU LARAT
Pulau Larat adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di laut Aru dan berbatasan dengan negara Australia. Pulau Larat ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, provinsi Maluku. Pulau ini berada di sebelah timur laut dari Pulau Jamdena dengan koordinat 7º 14’26” LS – 131º 58’49” BT.
C) METODE PENELITIAN
1) Metode inventarisasi dan pemetaan sumber daya alam pesisir dan laut pulau kecil terluar
Metode inventarisasi pulau kecil mengacu pada spesifikasi teknis inventarisasi data untuk penyususnan direktori pulau ( pusat survey sumber daya alam laut, 2008).
- KEBUTUHAN DATA
Kebutuhan data disesuaikan dengan proses inventarisasi yang berbasis pengindraan jauh dan sistem informasi geografis dan skala peta yang akan disusun
- PETA KERJA
Peta kerja disiapkan untuk menuangkan tema tema yang diperlukan. peta kerja berfungsi sebagai peta dasar untuk pembuatan peta pemetaan sumber daya alam pesisir dan laut pulau kecil terluar.
- PETA EKOSISTEM PULAU KECIL
Pembuatan ekosistem pulau kecil menggunakan data citra satelit, sedangkan untuk pemetaan sumber daya alam pesisir dan laut pulau kecil minimal diperlukan dua waktu rekaman.
- DATA PENUNJANG LAINNYA
Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder, baik yang berupa data spasial maupun data statistik. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan seperti titik koordinat, tracking, dan dokumentasi berupa foto. Data sekunder yaitu data penunjang yang dikumpulkan dari instansi pemerintah daerah, dan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan materi penelitian, maupun yang berasal dari publikasi dan hasil penelitian yang pernah dilakukan.
2) Penentuan wilayah kajian
Pertimbangan penentan wilayah kajian didasarkan pada tujuan nya, yaitu berdasarkan batas administrasi yang sudah baku.
3) Proses Analisa Data Inderaja dan Survei Lapangan
Proses Analisa Data Inderaja dan Survey Lapangan mengacu pada spesifikasi teknis inventarisasi data untuk penyusunan direktori pulau ( Pusat Survey Sumber Daya Alam Laut, 2008 ).
D) HASIL PENELITIAN
- Pulau Rusa

a. Topografi
Pulau Rusa memiliki topografi berbukit dengan ketinggian antara 0-32 mdpl.
- Indikator Pulau Rusa
- Panjang garis pantai : 3,760km
- Jarak ke Pulau terdekat : 0,522km
- Indeks pesisir : 12,72km
- Titik tertinggi : 92,8 mdpl
- Resiko kenaikan muka air laut : 26,82%
b. Litologi
Seperti halnya Pulau Raya, Pulau Rusa juga tersusun dari endapan aluvium. Endapan aluvium ini merupakan hasil pengikisan dari erosi dan abrasi dari batu gamping formasi Wapaluka (batuan yang lebih tua).
- Luasan tiap ekosisitem di Pulau Rusa
- Hutan 23,133 ha
- Non hutan 1,257 ha
- Lahan terbuka 5,017 ha
- Laut dangkal 20,560 ha
c. Klimatologi
Pulau Rusa juga termasuk pulau dengan iklim tropis dengan curah hujan mencapai rata-rata 2235,2mm per tahun sedangkan suhu udara di sekitar Pulau Rusa berkisar 20,5 sampai 29,8 derajat celcius.
d. Kondisi perairan
Kondisi perairan Pulau Rusa juga termasuk agak sedikit keruh dengan ombak yang sedang.
- Potensi sumber daya alam Pulau Rusa
- Potensi perikanan
Sumber daya ikan yang terdapat di perairan Pulau Rusa adalah teri, kembung, dan layang.
- Biota laut yang potensial
Adapun biota laut yang potensial adalah udang lobster, dan tripang
- Kondisi terumbu karang
Secara umum, kondisi terumbu karang yang terdapat di perairan Pulau Rusa mempunyai kenampakan yang relatif sama pada beberapa titik sempel dengan lebar berkisar 80 sampai 540m.
- Ekosistem mangrove
Ekosistem mangrove yang dapat ditemukan di Pulau Rusa mempunyai ketinggian antara 0,5 sampai 3m dengan tingkat kerapatan yang rendah.
- Kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan infrastruktur Pulau Rusa
a. Sosial Budaya
Pulau Rusa mempunyai tiga desa yang berdekatan yaitu desa Saney, desa Utamong, dan desa Kareun.
b. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk umum nya adalah sebagai nelayan, dengan bertani dan berternak sebagai pekerjaan sampingan.
c. Infrastruktur dan Penunjang
Infrastruktur dan Penunjang hampir sama dengan pulau-pulau yang lainnya, akan tetapi terbatas nya jumlah persediaan minyak untuk pergi melaut mejadi kendala bagi para nelayan sehingga hasil tangkapan ikan sering kali dijual di lokasi terdekat.
- Pulau Larat

Pulau Larat merupakan salah satu dari 92 pulau Garda terdepan Nusantara. Pulau Lara hanya dapat ditempuh melalui jalur laut dengan waktu tempuh 4-5 jam dari ibu kota Maluku Tenggara Barat. Komoditas utama di Larat saat ini adalah rumput laut yang menjadi primadona di Pulau yang menyerupai bomerang. Larat mempunyai topografi yang tidak terlalu bergelombang dan nampak datar. Kawasan penting di Pulau ini terletak di bagian tengah pulau, yakni berjarak 17km dari kota Larat. Sebagian besar masyarakat nya bermata pencaharian sebagai petani peladang, nelayan serta beternak sebagai sampingan. Jenis tanaman komoditi utama adalah kelapa, kopi, kapuk, dan jambu mete.
E) KESIMPULAN
- Dalam rangka menjaga keutuhan wilayah Negara, sera meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan, perlu dilakukan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar dengan memperhatikan keterpaduan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya, suku, sumber daya manusia, pertahanan dan keamanan.
- Untuk itu dibutuhkan informasi geospasial untuk pendukung pembangunan pulau-pulau kecil terluar.
- Penyajian informasi spasial pulau-pulau kecil memberikan gambaran tentang geografi, ekologi dan pengaruh manusia.
Disusun Oleh :
Abang Rifki S,JP (SPIG, 1800942)
Faisal Febrianto DAF (SPIG, 1801652)
Fazra Nur A (SPIG, 1808605)
Nabil Nur F (SPIG, 1800885)