Sumberdaya lahan sangatlah penting bagi manusia, dikarenakan segala kebutuhan manusia ada disitu, sehingga sangatlah penting untuk dilakukan peninjauan mengenai aspek sumber daya lahan salah satunya ialah ancaman dan kerentanan tanah yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sumber daya lahan.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2011, Bandung menduduki peringkat keempat tingkat rawan bencana diantara 494 kabupaten yang ada di Indonesia. Sedangkan di tingkat Provinsi Jawa Barat menempati ranking ketiga setelah Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Tingginya tingkat kerentanan bencana diukur dari berbagai faktor diantaranya jumlah kasus yang terjadi hingga potensi wilayahnya. Kondisi Geografi Bandung yang berupa dataran tinggi berbentuk cekung serta banyaknya kawasan hutan yang dijadikan sebagai pertanian menyebabkan tingginya sedimentasi dan bencana banjir selain itu, Bandung juga berisiko mengalami bencana letusan gunung berapi di bagian selatan dan timur Bandung. Namun zona bahaya gunung berapi ini masih berada pada zona I dan zona II, dimana bukan merupakan zona dengan tingkat kerentanan paling tinggi.
Bencana lainnya yang berpotensi terjadi di Kabupaten Bandung adalah risiko gerakan tanah mengingat topografi dan kontur wilayahnya yang berbukit-bukit dengan beda ketinggian dataran memiliki rentang yang cukup lebar. Kawasan rawan gerakan tanah tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Bandung, dimulai dari bagian utara dengan tingkat kerentanan gerakan tanah sangat rendah, menuju bagian tengah dan selatan Kabupaten Bandung yang memiliki tingkat kerentanan rendah dan menengah, serta beberapa kawasan di bagian selatan yang memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi.
Daerah dengan tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi hanya terdapat di sebagian kecil daerah di Kecamatan Rancabali dan Kecamatan Pasirjambu. Sementara sebagian besar daerah lainnya memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah menengah hingga sangat rendah. Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah di lokasi ini antara lain: Sifat fisik tanah pelapukan yang tebal ( > 2,5m), lunak dan jenuh air sehingga mudah luruh dan tidak stabil (mudah longsor), adanya lahan sawah pada lereng bagian atas dan tengah sehingga menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan gembur. Adanya bidang lemah antara tanah pelapukan dan batuan keras (breksi tufa) yang bersifat lebih kedap air sehingga dapat berfungsi sebagai bidang gelincir gerakan tanah, Kemiringan lereng yang curam pada lereng bagian bawah, menyebabkan lereng retak-retak tidak stabil dan mudah bergerak, Hujan deras yang turun dengan durasi lama semakin menjenuhkan tanah sehingga tanah mudah bergerak.
Dengan menggunakan Metode penelitian berupa, Metode Geolistrik dan MetodeSondir serta menggunakan pengambilan data berupa, pengamatan dengan teknik penginderaan jauh pengujian di lapangan, penafsiran citra satelit, penafsiran peta topografi skala 1:25.000, mempelajari peta geologi lembar bandung skala 1 : 100.000, mempelajari peta zona kerentanan gerakan tanah lembar bandung skala 1 : 100.000, pendekatan geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi di wilayah gunung api. Dapatlah kita petakan kerentanan tanah diwilayah Kawasan Kabupaten Bandung agar mengetahui lokasi mana saja yang dapat mempengaruhi sumber daya lahan, sehingga terwujud lah sebuah peta zona kerentanan gerakan tunah lembar Bandung, yang disusun berdasarkan prosedur kerja direktorat geologi tata lingkungan tentang gerakan tanah. Setelah itu dapatlah dilihat wilayah mana saja yang dapat dimanfaatkan dan tidak dimanfaatkan.
Berdasarkan data guna lahan, kawasan budidaya pertanian mendominasi lahan di Kabupaten Bandung dengan persentase luas diatas 50%. Lahan budidaya pertanian yang luas ini menjadi potensi yang luar biasa bagi Kabupaten Bandung dalam hal pengelolaan pertanian. Selain dipengaruhi oleh penggunaan lahan, potensi pertanian juga dipengaruhi oleh topografi dari wilayah itu sendiri. Kabupaten Bandung memiliki topografi yang bervariasi yang menyebabkan komoditas unggulan pertanian dari masing – masing wilayah juga bervariasi dan memiliki kekhasannya sendiri. (http://www.bandungkab.go.id/arsip/aspek-geografi)
Disusun oleh:
Ahmad Prayoga (1807714)
Eka Wahyu Ningsih (1807126)
Fakhry Zulfiqhar (1808299)
Izza Muzakhi Reksa R (1808620)